Meningkatkan nilai-nilai kepemimpinan pada murid melalui kegiatan pembelajaran kolaboratif
oleh : Joni Juli Yandra
Dalam modul 1.1 program Pendidikan Guru Penggerak, kami mempelajari refleksi filosofis dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Salah satu pokok pemikiran tersebut adalah tujuan pendidikan, yaitu "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat."
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa proses menuntun ini harus selaras dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Setiap murid memiliki bakat, minat, dan potensi unik yang sudah ada sejak lahir dan tidak bisa dipaksakan. Peran guru adalah menuntun, bukan menuntut siswa untuk menguasai seluruh materi tanpa memperhatikan minat dan bakat mereka.
Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi. Berdasarkan hasil asesmen diagnostik, guru dapat memberikan perlakuan yang berbeda kepada setiap murid sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk menerapkan modul 1.1 tentang refleksi filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang guru penggerak harus mengetahui, memahami, dan meresapi nilai-nilai serta peran guru penggerak. Dalam modul 1.2, dijelaskan bahwa penerapan nilai dan peran guru penggerak mendorong guru untuk memahami murid sebagai manusia yang merdeka lahir dan batin.
Nilai-nilai Guru Penggerak:
- Mandiri
- Reflektif
- Kolaboratif
- Inovatif
- Berpihak pada murid
Peran Guru Penggerak:
- Menjadi pemimpin pembelajaran
- Menggerakkan komunitas praktisi
- Menjadi pelatih bagi guru lain
- Menjalin kolaborasi antar guru
- Mewujudkan kepemimpinan murid
Dengan memahami dan menerapkan nilai serta peran ini, seorang guru penggerak akan selalu berusaha menuntun siswa, bukan bertindak otoriter atau memaksakan kehendak, dan senantiasa menciptakan inovasi pembelajaran yang menyenangkan.
Materi di modul 1.1 dan 1.2 sangat erat kaitannya dengan modul 1.3 tentang visi guru penggerak. Berangkat dari pemikiran bahwa tugas guru adalah menuntun murid dan memperhatikan nilai serta perannya, maka dirumuskanlah visi tentang murid yang diharapkan di masa mendatang dengan keberadaan guru penggerak.
Visi adalah sebuah mimpi masa depan. Tanpa visi, seorang guru atau institusi pendidikan seperti tim sepak bola tanpa tujuan, hanya berputar-putar di lapangan tanpa arah. Tanpa tujuan, hanya kelelahan yang dirasakan oleh tim yang tidak memiliki tujuan.
Harapan untuk mewujudkan siswa yang religius, berkarakter, cerdas, cakap digital, mandiri, kreatif, santun, mampu meraih cita-cita sesuai kodrat mereka, dan hidup sejahtera lahir dan batin, adalah mimpi dan cita-cita semua guru. Karena pada dasarnya, guru adalah orang tua kedua bagi murid mereka, dan tidak ada orang tua yang menginginkan hal buruk terjadi pada anak-anak mereka.
Untuk mewujudkan visi guru penggerak, diperlukan prakarsa perubahan sebagai pemantik. Pendekatan ATAP (Aset, Tantangan, Aksi, dan Pelajaran) digunakan dalam menyusun prakarsa perubahan tersebut. Prakarsa perubahan yang saya susun adalah "Meningkatkan nilai-nilai kepemimpinan pada murid melalui kegiatan pembelajaran kolaboratif".
Prakarsa perubahan yang telah dirancang dikembangkan menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA), sebuah pendekatan manajemen perubahan kolaboratif dan berbasis pada kekuatan. Model IA yang digunakan adalah model BAGJA, yang berasal dari Bahasa Sunda yang berarti bahagia. Diharapkan, dengan menggunakan model ini, baik murid maupun guru dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Buat Pertanyaan Utama
1. Apa kebiasaan baik yang sudah saya lakukan untuk meningkatkan nilai-nilai kepemimpinan pada siswa?
2. apa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan nilai-nilai kepemimpinan pada siswa?
Kebiasaan baik yang sudah saya lakukan adalah melibatkan siswa dalam sebagai panitia dan pelaksana lansung dalam kegiatan-kegiatan di sekolah seperti menyusun petugas piket, mempersiapkan kegiatan praktik ibadah dan selalu membuat mereka dalam kelompo-kelompok kolaboratif.
Ambil Pelajaran
Bagaimanakah membuat kegiatan yang dapat menanamkan nilai-nilai kepemimpinan pada siswa?
Saya belajar dan mencari refrensi ke sekolah-sekolah yang memiliki pengembangan nilai-nilai kepemimpinan dengan baik seperti sekolah alam yang ada di kab.Bungo.
Gali Mimpi
Murid seperti apa yang saya harapkan?
Melalui berbagai kegiatan dan proyek serta kegiatan pembelajaran kolaboratif setiap siswa diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin, baik pemimpin diri sendiri dan memimpin orang lain melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang dapat menumbuhkan nilai-nilai tanggung jawab , disiplin, dan mandiri.
Jabarkan Rencana
Langkah apa yang akan saya lakukan?
Saya melakukan diskusi dengan kepala dan teman sejawat mengenai berbagai program kegiatan di sekolah yang melibatkan siswa untuk terlibat aktif dan menjadi pelaksana lansung dalam berbagai kegiatan di sekolah. Kemudian menyusun kegiatan-kegiatan tersebut dan memembntuk petugas pelaksananya dari siswa .
Atur Eksekusi
Pertanyaan pada tahapan ini adalah siapa saja yang akan dilibatkan dalam rencana ini? Dan siapa yang dapat mengarahkan serta memantau saat eksekusi dilakukan?
Secara umum kegiatan ini akan dipantau oleh kepala sekolah. Namun masing-masing guru memiliki tugas untuk memastikan bahwa kegiatan di sekolah dapat berjalan dengan baik. Meskipun siswa ditunjuk untuk bekerja sama dalam menyiapkan dan melaksankannya. Seperti kegiatan Upacara Bendera pada hari senin, Praktikk Ibadah pada setiap hari Jum'at, dan kegiatan senam sehat jasmani dan kebugaran setiap pagi sabtu. Siswa diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan ini secara bergantian mulai dari mempersiapkan sampai mengarahkan seluruh siswa disekolah sehingg siswa dapat merasakan dirinya sebagai pemimpin yang memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan di sekolah.
Dari uraian diatas, Visi guru penggerak saya adalah "Mencetak Pemimpin yang Beriman, Cerdas, dan Mandiri melalui kegiatan dan pembelajaran kolaboratif"